Rabu, 17 April 2019

Hakikat Media Pembelajaran


1. Hakikat, Fungsi, dan Peranan Media Pembelajaran
a.       Hakikat Media Pembelajaran
            Dalam M. Rudy Sumiharsono 2017 : 9, Menurut terminologinya, kata media berasal dari bahasa latin “Medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahsa arab media berasal dari kata “Wasaaila” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

b.      Fungsi Media Pembelajaran
            Menurut R.M Soedarko (dalam M.Rudy Sumiharsono 2017: 11), media pembelajaran memiliki fungsi yaitu memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang. Akan tetapi, terdapat enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain :
1)      Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang eektif
2)      Merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar
3)      Pengunaannya integral dengan tujuan da nisi pembelajaran
4)      Bukan sekedar alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap
5)      Lebih diutamakan untuk untuk mempercepat proses mengajardan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru
6)      Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar

c.       Peranan Media Pembelajaran
            Dalam M.Rudy Sumiharsono 2017 : 10-11, pengunaan media pembelajaran antara lain :
1)      Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra
3)      Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
4)      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya
5)      Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama

2. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
a.       Jenis Media Pembelajaran
            Dalam Saifuddin (2018 : 132-133), media pembelajaran dikelompokkan menjadi 6, yaitu :
1)      Media Visual, berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber penerima pesan. Pesan yang akan disampakan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga berungsi untuk ,menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dandiingat jika disajikan dalam bentuk visual. Jenis-jenis media visual, antara lain gambar atau foto, sketsa , diagram, bagan, grafik, kartun,poster, peta atau globe,papan planel, dan papan bulletin
2)      Media Audio, adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran.pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambing-lambang auditif. Jenis-jenis media audio antara lain radio dan alat perekam
3)      Media Proyeksi Diam, antara lain adalah film bingkai, film rangkai,OHP, opaque projector, mikrofis
4)      Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual, antara lain film gerak, film gelang, program TV dan video
5)      Multimedia, menurut Vaughan, multimedaia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks , seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer
6)      Benda, menurut Rachamawati,benda-benda ynag ada dalam alam sekitar dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran , baik itu bendaasli ataupun benda tiruan

b.      Karakteristik Media Pembelajaran
            Menurut Gerlach dan Ely (dalam Nizwardi Jalinus dan Ambiyar 2016: 15), mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi  kondidi pembelajaran dimana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut menurut Arsyad (dalam Nizwardi Jalinus dan Ambiyar 2016: 15),) yaitu :
1)      Ciri Fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekrontruksi suatu peristiwa atau objek
2)      Ciri Manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu objek, kejadian atau proses dalam mengatas masalah ruang dan waktu
3)      Ciri Distributif, yang menggambarkan kemampuan media mengtransportasikan objek atau kejadian melalui ruang dan sedcara bersamaan kejadan tu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejdian tersebut
3. Pemilihan, Penggunaan, Perawatan Media Pembelajaran Sederhana
a.       Pemilihan Media Pembelajaran Sederhana
            Dalam Nizwardi Jalinus dan Ambiyar (2016 :18), Kriteria umum yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1)      Tujuan Pembelajaran
2)      Kesesuaian dengan Materi
3)      Karakteristik Siswa
4)      Gaya Belajar Siswa (auditi, visual, dan kinestetik)
5)      Lingkungan
6)      Ketersediaan Fasilitas Pendukung

b.      Penggunaan Media Pembelajaran Sederhana
c.       Perawatan Media Pembelajaran Sederhana

Selasa, 09 April 2019

METODE MENGAJAR


A.    Hakikat dan Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Metode Mengajar
1.      Hakikat Metode Mengajar
Menurut Ahmadi : 1997 (dalam Rahmah Johar & Latifah Hanum hl. 104), metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dioergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada anak didik dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh anak didik dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Jadi, metode mengajar adalah cara/teknik yang digunakan guru dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik dengan cara yang baik agar siswa paham dan mengerti tentang apa yang guru ajarkan.

2.      Faktor-Faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar
Dalam penyampaian pengajaran, guru harus memilih metode yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai, terkadang guru tidak tepat dalam memilih metode mengajar, akibatnya pengajaran kurang menarik dan anak tidak bisa memahami apa yang guru ajarkan.
Menurut Surachmad : 1990 (dalam Rahmah Johar dan Latifah Hanum hal. 108-111), menjelaskan bahwa pemilihan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a)      Anak Didik
Dari aspek psikologis, ada perbedaan setiap anak didik. Di sekolah perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang terutup, ada yang terbuka, ada yang pemurung, ada yang periang dan sebagainya.
Jadi, dari perbedaan siswa dalam segala aspek, guru harus memilih metode mengajar yang tepat bagi setiap siswa agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan.
b)     Tujuan
Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada tujuan. Karena itu, kemampuan yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c)      Situasi
Guru dapat menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang tidak sama dari hari ke hari. Guru memilih metode mengajar sesuai dengan situasi yang diciptakannya.
Jadi, pemilihan metode mengajar yang disesuaikan dengan situasi akan berjalan secara efektif dan efisien.
d)     Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.
Jadi, kelengkapan fasilitas sekolah akan membuat belajar mengajar semakin menarik dan anak tidak bosan.
e)      Guru
Latar belakang pendidikan guru mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode, menjadi kendala dalam memlih metode. Itulah yang dirasakan oleh guru yang mempunyai latar belakang pendidikannya bukan pendidikan guru.
Jadi, semakin banyak pengalaman guru dalam belajar maka ia akan dapat memilih banyak metode mengajar yang akan digunakan.

B.     Jenis-Jenis Metode Mengajar
Dalam Rahmah Johar & Latifah Hanum (hal. 111-128), menjelaskan macam-macam metode mengajar secara global, yaitu :
1.      Metode Ceramah (Preaching Method)
Menurut Syah : 2000 (dalam Rahmah Johar & Latifah Hanum), metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
2.      Metode Diskusi (Discussion Method)
Menurut Ahmadi : 1997 (dalam Rahmah Johar & Latifah Hanum), menjelaskan bahwa diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memcahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat, diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan betbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang daoat diterima oleh anggota dalam kelompoknya.
3.      Metode Demonstrasi (Demonstration Method)
Menurut Djamarah : 2002 (dalam Rahmah Johar & Latifah Hanum), mengatakan bahwa demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
4.      Metode Resitasi (Recitation Method)
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar anak didik melakikan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakn oleh anak didik dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah, dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
5.      Metode Eksperimen (Experimental Method)
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pe;ajaran dimana anak didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam metode ini siwa diberi kesempatan untuk mengalami, mengamati suatu objek, menganalisi, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenaisuatu objek, keadaan suatu proses tertentu.
6.      Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir. Metode ini telah mendorong anak didik untuk berpikir secara sistematik dengan menghadapkannya pada problem-problem.
7.      Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab tentang bahan pelajaran, terutama dari guru kepada anak didik, tetapi dapat pula dari anak didik kepada guru.

C.    Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
Latar belakang pendidikan guru mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode, menjadi kendala dalam memlih metode. Itulah yang dirasakan oleh guru yang mempunyai latar belakang pendidikannya bukan pendidikan guru, apalagi yang belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik guru yang berlatar belakang pendidikan maupun yang bukan berlatar belakang pendidikan guru dan sama-sama minim pengalaman mengajar dikelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.





DAFTAR PUSTAKA

Rahmah Johar & Latifah Hanum. Strategi Belajar Mengajar. Google Books (Online).

Rabu, 03 April 2019

PROSEDUR PEMBELAJARAN


A.    Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
 Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat sekitar 5 (lima) menit. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif singkat diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik, sehingga aktivitas-aktivitas pada awal pembelajaran tersebut dapat mendukung proses dan hasil pembelajaran siswa .
1.      Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap prainstruksional (tahap pendahuluan atau awal pembelajaran). Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik di antaranya:
a.       Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
b.      Mengabsen Siswa Guru mengecek kehadiran siswa.
c.       Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa.
d.      Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif)
2.      Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal.
Setelah mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran, guru harus melaksanakan kegiatan apersepsi dan atau penilaian terhadap kemampuan awal (entry behaviour) siswa.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya:
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
c. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa

            Jadi, kegiatan pra awal pembelajaran ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, dengan cara mengecek kesiapan belajar siswa dan membuat suasana menarik terlebih dahulu agar siswa semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.

B. Kegiatan inti dalam Pembelajaran
            Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh desain atau rencana pelajaran yang dibuat guru. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran sebelumnya perlu didesain diidentifikasi oleh guru secara sistematis yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.
Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara sistematis sebagai berikut:
1.   Memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan yang akan dipelajari.
2.    Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3.    Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran.

Jadi, kegiatan ini berisi tentang materi pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa, di kegiatan inilah proses pembelajaran berlangsung.


C.    Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.
Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya:
  1.  Menilai hasil proses belajar mengaja
  2.  Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
  3. Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
  4. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat di lakukan siswa di luar jam pelajaran.
  5. Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok untuk melaksanakan program pengayaan dan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran.

Jadi, kegiatan akhir ini berisi tentang cara menutup pembelajaran yang dilakukan dengan cara menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari.






DAFTAR PUSTAKA

Dalam jurnal : Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. PROSEDUR PEMBELAJARAN . (online).



PEMBELAJARAN EFEKTIF

A.   Perencanaan Pembelajaran yang Efektif             Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan, ap...